Sore Indah Bersamanya


               Hujan sore ini membasahi hampir seluruh wilayah Jakarta, aku terduduk di halte dekat sekolahku untuk menunggu supirku menjemput, sambil menunggu aku mendengarkan lagu dari ipod kesayanganku dan menikmati hujan.
                   20 menit kemudian supirku tak urung datang aku sudah tidak sabar untuk menunggunya dan hujanpun masih takmau berhenti aku melihat awan yang masih ingin mengeluarkan rintikan-rintikan hujan sambil sesekali mondar-mandir, taklama berhentilah sebuah motor ninja hijau dihadapanku si empunya menatapku dan menggelengkan kepalanya kearah jok belakang motornya yang mengartikan ‘ayo naik’, tak sabar  si pemilik motor itupun membuka helm full facenya dan berkata
“Ayo naik” ajaknya kepadaku
                    Aku masih terpaku melihat sosok di hadapanku ternyata dia seorang yang aku kagumi sejak dulu.
“ hey ca, ayo naik mau bareng ga? Mumpung hujannya udah mulai reda nih!” ajaknya sekali lagi yang melambaikan tangannya di hadapanku
”hah? Iya za” jawabku tergagap
“ iya apa coba ca?” ucapnya dengan nada meledek
iya gue mau bareng za, apa tawaran lo udah ga berlaku ya?”
“hahaha canda ca lagian lo sih ngelamun segala, apa lo terpesona sama gua?” ucapnya dan lagi meledek
“narsis lo? ayo ah mumpung hujannya berhenti nih”  ajakku dengan mendorong badannya
“ eh iya nyantai dong!”
                     Kamipun pulang dan di perjalanan kami hanya disenyelimuti dengan diam tak lama hujanpun turun lagi dengan lebat, sesampainya di rumah aku 'aca' ( ya namaku aca lengkapnya Clarrissa Salsabila dan pemuda dihadapanku itu bernama iza kami pernah sekelas saat kelas XI dan menimbulkan rasa yang terpendam dalam hatiku, mungkin aku bodoh menyukainya saat aku seperti ini )
“za, makasih ya” ucapku dengan sedikit berteriak akibat hujanyang turun.
“iya, gue balik ya” pamit iza yang dicegah olehku.
“eh mampir dulu aja baju sama jaket lo basah semua” cegahku
“ngerepotin  ga nih?”
“engga ayo!”
Kamipun masuk kerumahku yang terbilang mewah
Di dalam…
“za lo tunggu sebentar ya gua ambil handuk sama baju dulu” ucapku seraya meninggalkan iza di ruang tamu. taklama akupun kembali dengan membawa baju dan handuk
“nih keringun rambut lo sama ini lo ganti baju pake baju gue aja” uapku dengan memberikan handuk dan baju kepada iza
“oh yaudah dimana kamar mandinya ca? oya ca emang baju lo muat sama gua?”
“lo lurus aja nanti ada dapur belok kanan, yeh bajunya sizenya gede ko”
“oh oke” ucap iza dengan mengedipkan sebelah matanya
                           akupun kekamar untuk mengganti bajuku dengan wajah sumringah dengan menyanyi alunan lagu layaknya orang yang sedang jatuh cinta, Beberapa saat kemudian iza pun kembali tapi sebelum ke ruang tamu ia melihat lihat sekelilingnya dan ia menemukan sesuatu disebuah ruangan tak beberapa jauh dari dapur, ia melihat sebuah grand piano dan ia pun memilih untuk memainkannya, dentingan tuts-tuts indah mulai di mainkannya.
                            aku baru saja sampai dapur dan membuatkan teh hangat tak lama aku mendengar alunan indah itu, alunan indah dari permainan piano yang iza mainkan, aku berjalan menuju sumber suara dengan mengaduk pelan teh di tanganku, di depan pintu ruangan itu aku terperagah melihat nya sampai iza merasa bahwa ia telah di perhatikan dan menoleh ke arahku
“ca?” ucap iza lembut dengan melambaika tangannya dihadapanku
“ca?”  untuk kedua kalinya izapun menggoyangkan bahuku hingga aku tersadar dari lamunanku.
“hah? Ada apa za?” jawabku setengah sadar
“kenapa lo ngelamun?” tanya iza mendelik
“gapapa, nih buat lo”ucapku dengan menyodorkan secangkir teh hangat
“makasih ya ca” ucapnya dengan menyeruput teh buatanku
“ oya lo bisa mani piano?”
 “bisa, kenapa emangnya ca?”
”boleh mainin buat gua?”tanyaku sedikit ragu
“dengan senang hati lo mau lagu apa?”
“Bunda aja bisa kan?”
“bisa dong ayo sini duduk di samping gua” uapnya sambil menepuk-nepuk kursi di sampingnya.
                               Aku hanya mengikuti perintah iza tanpa berkata-kata lagi dan mulai lah dentingan tuts lembutpun dimainkan dengan sangat indah, kami berduapun menyanyi suaraku sedikit bergetar ketika menyanyikan lagu itu sampai akhirnya tangisankupun pecah di pertengahan lagu itu,iza pun berhenti memainkannya karena melihatku menangis
“ca lo kenapa?” tanyanya heran
“lo lanjut aja mainnya gua cuma terharu” ucapku sesenggukan
                               Izapun menyenderkan kepalaku kebahunya sebelum ia melanjutkan permainannya lalu izapun melanjutkan permainanya saat selesai tetapi aca masih menangis
“ca kenapa? Cerita dong!” tanya iza dengan menghadapkan bahu ku kehadapannya
“gua kangen ibu gua za, dulu ibu gua yang sering mainin piano dengan lagu itu buat gua!” tangiskupun kembali pecah
“emang ibu lo kemana?” ucap iza sehalus mungkin agar tak menyakiti hatiku
“ibu gua udah di tempat paling indah za, dan mungkin gua bakal nyusul dia dalam waktu dekat ini” ucapku agak getir dan mencoba tersenyum
“umm, sorry ca gua ga bermaksud, eh tunggu dulu lo mau nyusul ibu lo? Gua ga ngerti”
“nanti lo ngerti ko” ucapku dengan tersenyum
“ke ruang tamu yuk za” ajaku padanya, Tanpa berkata kata lagi kamipun beranjak meniggalkan ruangan itu
Di ruang tamu….
“oya ca rumah lo ko sepi banget sih?”
“ya ginilah rumah gue sepi, kalo ga sepi namanya bukan rumah gua za”
“terus lo tinggal sama siapa? Ayah lo kemana?”
“gua tinggal sama pembantu, sopir, tukang kebun gua hehe, ayah gua terlalu sibuk dia lagi di aussy”
“lo ga ngerasa kesepian?”
“hah? Kesepian? Itu sih sering di sini nih sepi banget” ucapku dengan menunjukan letak hatiku.
“gua ga ngerti!” untuk sekali lagi aku membuat dia tidak mengerti
“oya tadi siang lo dari mana ko baru pulang?” tanyaku
“emm, dari sekolah latihan basket hehe” ucap iza yang mungkin berbohong
“oya ca udah malem gua pulang ya!” pamitnya kepadaku, aku pun mengantarnya kedepan pintu gerbang rumahku
“oya za makasih ya buat sore ini lo udah mewarnai sedikit waktu gua, maaf banget gua harus bilang ini. hmmm za gua sayang sama lo tapi gua ga minta lo bales persaan gua, cukup lo tau isi hati gua selama ini!” ucapku sedikitpelan dengan memeluknya, iza hanya diam dan terpaku karena bingung harus berbuat apa
“udah sana lo pulang oya jangan cari cari gua lagi hehe” ucapku getir  iza pun pergi dari rumahku dengan beribu tandatanya tentang perkataanku tadi, tak terasa cairan merah keluar dari bibirku aku memasuki rumahku dengan langkah melayang saat depan pintu akupun sudah lelah tuk melangkah hingga tubuhku jatuh ke lantai rumahku

Saat iza sampai di rumahnya iya masih terbayang dengan perkataanku hingga ia tertidur pulas
Keeseokannya ia mencari cari sosok yang ia cari tapi tak ia temukan hingga ia izin dan mencari sosok yang  ia cari kerumahku. ya ia mencari sosokku saat sampai di depan rumahku ia melihat bendera kuning yang terpampang dan ada beberapa rangkaian bunga turut berduka cita untuk CLARRISSA SALSABILA entah mungkin yang ia rasakan sekarang sesak, ia memasuki rumahku tak beberapa lama seorang menghampirinya
“den, aden ini yang kemarin kesini kan?” tanya ibu paruh baya itu
“iya bu”
“ini den ada surat bibi temukan di meja belajar non  aca sepertinya buat aden”
“oh iya bi makasih”
Setelah pemakaman selesai hingga ia sendiri disana ia menangis menumpahkan semua, sekarang ia mengerti apa maksud perkataanku
“ca, sekarang gua ngerti apa maksud lo! Lo tau ga padahal hari ini gua mau bales perasaan lo, gua juga sayang sama lo ca” lalu iza meninggalkan tempat pemakamanku dan pergi menuju danau yang tak jauh dari sana
“ ca kenapa lo harus pergi, apa lo gamau kita sama-sama maaf gua baru menyadari ini” sesal yang ia rasakan lalu ia membuka surat pemberian yang ditujukan untuknya

“ Thankyou za oya sebelumnya maaf kalo lo sempet bingung sama kata kata gua dan gua mau jujur udah selama 5 bulan ini gua di fonis dokter mengidap penyakit kanker hati makasih banget buat sore terakhir gua menjadi sore terindah, lo udah buat sore gua berarti banget dan lo tau lo udah ngisi kekosongan hati gua membuat akhir hidup gua bisa berwarna, sorry gua bilang itu saat akhir hidup gua mungkin gua salah udah ngajak lo dalam kesedihan ini seharusnya gua ga ngelakuin ini tapi hati kecil gua bilang ga ada salahnya mengungkapkan sebelum terlambat, maaf gua terlalu egois tapi jujur gua  seneng banget bisa habisin waktu gua sama orang yang gua sayang sekali lagi maaf za! Kita di pertemukan secara tidak sengaja oleh takdir dan kita juga di pisahkan secara tidak sengaja juga oleh takdir jadi kalo lo sama gua berjodoh mungkin takdir yang akan mempertemukan kita lagi tapi bukan di sini di sana, di tempat terindah, dan tuhan udah punya rencana yang indah bagi umatnya jadi lo jangan pernah menyesal dengan apa yang terjadi karena ini semua sudah di atur! Sekali lagi maaf udah bawa lo dalam kesedihan ini!” 
                                                                                   Seseorang yang mengagumimu
                                                                                                   Clarrissa Salsablia.
“gua ga pernah nyesel ko ca semoga kita berjodoh” ucapnya lirih.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hello